Selasa, 14 Oktober 2014

on Leave a Comment

Mengenal Batu permata Bacan dan Obi

       
  Hai Para pecinta Bloger kali ini fakhri mau membuat artikel yang berhubungan dengan batu permata , di antara kalian pasti ada yang suka dengan namanya batu permata dan saat ini batu permata bacan dan obi yang sedang diburu oleh para kolektor pecinta batu permata Batu Bacan kini tengah jadi primadona di kalangan pecinta batu mulia karena dianggap bernyawa. Harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Selain itu, apa saja keunikannya..
       Awalnya fakhri tidak mengerti apa yang dimaksud dengan batu bacan dan obi tapi setelah membaca berita dan Cerita dari teman yang tinggal di ternate yang bernama VIRA, Fakhri semakin ingin tahu keunikan dari batu itu ,
         Sekilas tentang batu bacan
Batu bacan sudah dikenal pada zaman kesultanan Maluku Utara, dengan bukti mahkota-mahkota yang dipakai oleh kesultanan di Maluku Utara terdapat batu permata bacan.
Pada 1960an, saat kedatangan presiden RI pertama, Soekarno, di pulau Bacan (kota Labuha), masyarakat memberikan cindera mata berupa batu bacan kepada Presiden Soekarno.
Kelebihan batu bacan berbeda dengan batu-batu permata lainnya dan warnanya bermacam-macam, yaitu hijau, kuning tua,kuning muda,hijau cincau sampai 3 jenis, merah, putih bening, putih susu, warna teh, keunguan, coklat, warna kembang ada 2 sampai 9 warna, hijau muda seperti warna permen relaxa

    Batu bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an. Batu bacan terdapat di pulau Kasiruta bukan pulau Bacan, karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan. Pada masa itu, jenis batu bacan yang digemari masyarakat adalah warna hati hiu, kembang super dan warna biru.

Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun mencari damar. Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi  (gunung yang longsor). Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako. Pada tahun 1990an batu bacan  berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama kali dibeli  oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah  pada masa itu sebesar 7 juta ).

Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah  menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat. Pembelian oleh orang singapura dengan harga batu bacan yang masa itu cukup tinggi menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.

Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat. Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru. Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru.

Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah. Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung  membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih. Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat.

    Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi. Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena ongkos hidup penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit. Ada penambang batu bacan yang meninggal  jatuh korban karena  tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.

       Demikian Isi artikel mengenai batu yang indah itu semoga bermanfaat , terima kasih telah berkunjung di blog ini,, Assalamualaikum wr.wb.

Senin, 13 Oktober 2014

on Leave a Comment

BLACK OPAL SUPER JARONG

BAHAN BLACK OPAL SUPER JARONG


Diatas adalah gambar bahan batu (rough) black opal banten yang telah kristal padat dan tidak rapuh. Bahan batu tersebut termasuk jenis kayu dan bukan akar kelapa seperti yang banyak beredar dipasaran.

Menurut sumber yang terpercaya, bahan batu (rough) jenis ini lebih mudah mengeluarkan jarong (aneka warna) dan lebih hitam serta mengkilap dibandingkan jenis bahan black opal yang lain.

Konon batu black opal terjadi akibat meletusnya gunung krakatau beberapa tahun silam yang laharnya sampai ke provinsi banten, dan menutupi hampir semua pohon kelapa. Karena itulah bahan black opal dari jenis akar banyak dijumpai disana.

Untuk membuat batu black opal yang berkwalitas bagus, dibutuhkan bahan dan perawatan yang baik. Faktor utama adalah bahan yang bagus, karena bahan yang bagus tanpa perawatan yang macam-macam bisa mengeluarkan warna (jarong) dengan sendirinya dengan waktu yang tidak lama.
Berbeda dengan bahan yang kurang bagus, butuh perawatan ektra untuk mengeluarkan jarong walaupun pada akhirnya pasti keluar jarong juga.

Untuk harga black opal hampir bisa menyaingi batu bacan, seorang teman menjual batu black opal yang sudah jarong ukuran kecil seharga 1,5 juta dan pembelinya pun berasal dari orang cina/tiongkok yang pada umumnya gemar batu black opal.

Rabu, 08 Oktober 2014

on Leave a Comment

Batu permata pirus

Batu Pirus Bukan Untuk Yang Tua Saja

Batu Pirus. Sering kita dengar orang yang umumnya berusia menyebut batu biru bergurat dengan sebutan Pirus. Memang batu Pirus banyak dipakai di segmen usia 40 tahun keatas.

Pirus bernama lain Turquoise atau fairus, merupakan campuran fosfat tembaga dan alumunium ada juga yang menyebut sebagai campuran tanah, kapur, dan batu. 
https://www.facebook.com/bendapusaka2000 Tak heran ada batu Pirus yang terlihat gurat-gurat putih. Batu Pirus atau Turquoise memiliki corak bermacam-macam, yang paling umum dijumpai adalah bermotif sarang laba-laba dilatari warna biru atau hijau. Warna dasar Turquoise adalah biru seperti langit, biru muda kehijauan hingga ke hijau muda. 
Warna biru berasal dari tembaga ,ferum (besi), dan aluminium. Batu Pirus atau Turquoise berasal dari Semanjung Persia (Iran, Israel, Afghanistan, Sinai), Nevada, Carlifornia, New Mexico, dan Arizona.
Ditinjau dari skala kekerasan yang dimiliki, Batu Pirus atau Turquoise memiliki kekerasan antara 5-6 pada skala Mohs. Hal inilah yang mengakibatkan sebagian ahli menyebut sebagai batu setengah permata, dan tergolong permata kelas III. 
   Tapi dari sisi keindahannya, Batu Pirus tetap memiliki tempat dihati para pecinta anugerah Illahi yang berupa batu Pirus ini. Di Pasar Indonesia, harga Batu Pirus atau Turquoise tidaklah terlampau tinggi. 
Untuk per gram batu mentah dibandrol Rp 4.000/gram. Tapi kalo sudah dipotong dan dipoles, pembeli dapat merogoh saku sekitar Rp 20.000 – Rp 500.000,- tergantung kualitas dan usuran Batu Pirus yang ada. 
Di pasaran dunia, Batu Pirus mempunyai harga yang baik di pasaran. Batu Pirus dari Persia hádala Pirus yang berharga di pasaran karena memiliki warna biru atau hijau tanpa sebaran jalur.

Seperti yang terjadi dipasaran bahwa Batu Pirus pun tak lupus dari praktik pembuatan sintetik baik legal maupun ilegal. 
Ironisnya, sulit sekali membedakan antara batu Pirus asli atau imitasi. Apalagi sudah dibuat menjadi perhiasan, atau gelang yang dibuat indah berbalus emas atau perak.


Umumnya, turquoise dipergunakan dalam bentuk cincin, kalung, dan giwang dan seringkali dijual secara serangkai. Selain itu, gelang, gelang kaki, dan liontin juga turut mempresentasikan bebatuan yang eksotik ini.

Bahkan, bebatuan yang sering disebut dengan nama pirus ini juga hadir dalam bentuk kepala sabuk, bros, bahkan hiasan di atas selop wanita
on Leave a Comment

Ada Batu Mulia Di taksir dengan Harga 2,8 Miliar

   Di dunia ada ribuan batu mulia, namun hanya sekitar 174 jenis batu mulia dan batu akik yang dikenal kondang namanya. Beberapa di antaranya ditemukan di Afrika, Myanmar (Burma), Thailand, Iran hingga daerah pecahan negara Rusia, serta Asia Tenggara. Di Indonesia, terdapat sekitar 20 jenis batu mulia yang bisa ditemukan mulai dari Aceh hingga Lampung. Di Aceh, dikenal batu Indocrase atau batu yang berwarna hijau lumut. Ada pula batu Sungai Dareh yang banyak ditemukan di daerah Dharmasraya, Sumatera Barat.
Di Pulau Jawa mulai dari Banten, Garut, Purbalingga, Gombong, Kebumen, Wonogiri khususnya di daerah Kismantoro, Donorojo Pacitan hingga Trenggalek Jawa Timur, juga banyak ditemukan berbagai jenis batu mulia.
   amethyst).
Jenis dan nama batuannya yang paling banyak ditemukan di antaranya Kalimaya, Opal, Jasper, Pancawarna, Kalsedon atau Red Baron, Badarbesi, dan lain-lain. Sedangkan di Kalimantan terutama di Martapura yang paling banyak ditemukan di antaranya jenis batu Kecubung (
Batu mulia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batu permata mulia yakni intan dan batu permata setengah mulia di antaranya Ruby (Mira Delima), Kecubung (Amethyst), Blue Saphir (Nilam), Mata Kucing (Cats Eye), Zamrud (Emerald) dan lain-lain.
Di Jogja, seorang pemilik batu mulia mengaku salah satu koleksinya ditaksir seharga Rp 2,8 miliar. Sultan Brunei Hasanal Bolkiah pernah menawarnya, namun belum dilepas.
on Leave a Comment

Batu Mulia Suroto Bisa Mencapai 2,5 Miliar

     
      Di dunia ada ribuan batu mulia, namun hanya sekitar 174 jenis batu mulia dan batu akik yang dikenal kondang namanya. Beberapa di antaranya ditemukan di Afrika, Myanmar (Burma), Thailand, Iran hingga daerah pecahan negara Rusia, serta Asia Tenggara.
Di Indonesia, terdapat sekitar 20 jenis batu mulia yang bisa ditemukan mulai dari Aceh hingga Lampung. Di Aceh, dikenal batu Indocrase atau batu yang berwarna hijau lumut. Ada pula batu Sungai Dareh yang banyak ditemukan di daerah Dharmasraya, Sumatera Barat.
Di Pulau Jawa mulai dari Banten, Garut, Purbalingga, Gombong, Kebumen, Wonogiri khususnya di daerah Kismantoro, Donorojo Pacitan hingga Trenggalek Jawa Timur, juga banyak ditemukan berbagai jenis batu mulia.
     Ketua Asosiasi Perajin Perhiasan dan Batu Permata Jatim, H Moh Fathoni Masruchan mengatakan, terdapat empat jenis batu mulia yang memiliki nilai tinggi dan paling diminati, yaitu Ruby, Saphir, Zamrud, dan Mata Kucing. Harganya mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 1 miliar.
Namun batu akik yang terdapat di dalam negeri sebenarnya juga tidak ketinggalan. Saat ini justru sedang ramai di para penggemar batu akik memburu batu dalam negeri. Harganya pun mampu bersaing dengan batu mulia dari luar.
     "Yang menjadikan mahal itu dilihat dari empat hal, yaitu kebersihannya, warna (semakin tua semakin mahal), kehalusan gosokan batunya, dan berat atau karat," kata Fathoni.
Di Yogyakarta, seorang kolektor batu mulia memiliki koleksi yang dibanderol amat fantastis, Rp 2,5 miliar! Batu mulia unik itu dimiliki Suroto (70), warga Ngadiwinatan, Kelurahan Ngampilan, Yogyakarta.
Sekitar tiga tahun lalu, konon koleksi Suroto itu pernah ditawar Sultan Brunei Darussalam.
"Tapi sayangnya yang menjadi perantara malah meninggal karena kena stroke. Sampai sekarang ya tidak ada kelanjutannya," kata Suroto.
Yang menjadikan mahal, karena koleksinya ini jarang ditemukan. Terdapat keunikan, yaitu pada batu tersebut terdapat lafal Muhammad dalam Bahasa Arab. Adapun dari hasil uji laboratorium batu ini adalah batu alam, memiliki berat 24,12 karat.
      "Kebanyakan kan lafal 'Allah'. Yang terlihat jelas ada lafal 'Muhammad' seperti itu sangat jarang dan sulit mencarinya. Dari berbagai acara pameran batu mulia di Indonesia, jarang ditemukan," katanya saat ditemui di kediamannya pekan lalu.
      Adapun barang tersebut, ia peroleh dari salah seorang keluarga Keraton Yogyakarta sekitar 1990. Batu mulia tersebut sudah disimpan sekitar 100 tahun di dalam komplek Keraton. Orang tersebut berpesan, jika batu itu tidak memiliki harga mahal jangan dijual.
"Dia kan seneng Ruby, akhirnya tukar-tukaran dengan batu itu. Dulu nggak jelas dan masih berupa batu, lalu saya gosok lagi hingga terlihat seperti sekarang," ungkapnya.
Meskipun menjadi salah satu di antara sekitar 200 buah batu mulia berbagai jenis yang ia koleksi, namun Suroto tidak memberikan perawatan khusus. Semuanya sesuai standar, yaitu disimpan di kotak atau dibungkus kain halus agar tidak tergores

Laman

Diberdayakan oleh Blogger.