Di Indonesia, terdapat sekitar 20 jenis batu mulia yang bisa
ditemukan mulai dari Aceh hingga Lampung. Di Aceh, dikenal batu
Indocrase atau batu yang berwarna hijau lumut. Ada pula batu Sungai
Dareh yang banyak ditemukan di daerah Dharmasraya, Sumatera Barat.
Di Pulau Jawa mulai dari Banten, Garut, Purbalingga, Gombong,
Kebumen, Wonogiri khususnya di daerah Kismantoro, Donorojo Pacitan
hingga Trenggalek Jawa Timur, juga banyak ditemukan berbagai jenis batu
mulia.
Ketua Asosiasi Perajin Perhiasan dan Batu Permata Jatim, H Moh
Fathoni Masruchan mengatakan, terdapat empat jenis batu mulia yang
memiliki nilai tinggi dan paling diminati, yaitu Ruby, Saphir, Zamrud,
dan Mata Kucing. Harganya mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 1 miliar.
Namun batu akik yang terdapat di dalam negeri sebenarnya juga tidak
ketinggalan. Saat ini justru sedang ramai di para penggemar batu akik
memburu batu dalam negeri. Harganya pun mampu bersaing dengan batu mulia
dari luar.
"Yang menjadikan mahal itu dilihat dari empat hal, yaitu
kebersihannya, warna (semakin tua semakin mahal), kehalusan gosokan
batunya, dan berat atau karat," kata Fathoni.
Di Yogyakarta, seorang kolektor batu mulia memiliki koleksi yang
dibanderol amat fantastis, Rp 2,5 miliar! Batu mulia unik itu dimiliki
Suroto (70), warga Ngadiwinatan, Kelurahan Ngampilan, Yogyakarta.
Sekitar tiga tahun lalu, konon koleksi Suroto itu pernah ditawar Sultan Brunei Darussalam.
"Tapi sayangnya yang menjadi perantara malah meninggal karena kena
stroke. Sampai sekarang ya tidak ada kelanjutannya," kata Suroto.
Yang menjadikan mahal, karena koleksinya ini jarang ditemukan.
Terdapat keunikan, yaitu pada batu tersebut terdapat lafal Muhammad
dalam Bahasa Arab. Adapun dari hasil uji laboratorium batu ini adalah
batu alam, memiliki berat 24,12 karat.
"Kebanyakan kan lafal 'Allah'. Yang terlihat jelas ada lafal
'Muhammad' seperti itu sangat jarang dan sulit mencarinya. Dari berbagai
acara pameran batu mulia di Indonesia, jarang ditemukan," katanya saat
ditemui di kediamannya pekan lalu.
Adapun barang tersebut, ia peroleh dari salah seorang keluarga
Keraton Yogyakarta sekitar 1990. Batu mulia tersebut sudah disimpan
sekitar 100 tahun di dalam komplek Keraton. Orang tersebut berpesan,
jika batu itu tidak memiliki harga mahal jangan dijual.
"Dia kan seneng Ruby, akhirnya tukar-tukaran dengan batu itu. Dulu
nggak jelas dan masih berupa batu, lalu saya gosok lagi hingga terlihat
seperti sekarang," ungkapnya.
Meskipun menjadi salah satu di antara sekitar 200 buah batu mulia
berbagai jenis yang ia koleksi, namun Suroto tidak memberikan perawatan
khusus. Semuanya sesuai standar, yaitu disimpan di kotak atau dibungkus
kain halus agar tidak tergores
0 komentar:
Posting Komentar